Filsafat
administrasi dapat di analisiskan bahwa kerjasama manusia berlansung didasarkan
pada pertimbangan rasio dalam rangka pencapaian tujuan bersama. Pengertian
filsafat administrasi perlu diketahui untuk menentukan titik tolak suatu
bahasan.Tujuan memperjelaskan pembahasan dan tidak keluar jalur karena
banyaknya persepsi yang mungkin bisa saja terjadi,dua kata filsafat dan
administrasi memperjelaskan dua objek
kajian.Filsafat berasal dari dua suku kata yaitu philos dan sophia.
filsafat
secara umum di artikan mencintai kebijaksanaan,dalam hal ini ada kandungan
pemahaman yang dalam sampai pada tingkatnya hakekatnya tujuan untuk mengetahui dengan
upaya pendalaman baik hakekat fungsi,karakter,manfaat,permasalahan,hingga
solusinya,sementara kata administrasi bisa dikatakan sebagai rangkaian proses
kegiatan bersama yang melibatkan dua orang atau lebih dengan mengutamakan
pertimbangan rasionalitas untuk usaha pencapain tujuan yang akan ditetapkan bersama
bisa di katakan administrasi itu adalah suatu perorganisasian.
Sedangkan
hakekat kepemimpinan dalam kehidupan sehari-hari,baik di lingkungan
keluarga,organisasi,perusahaan dengan pemerintah,sering kita dengar sebutan
pemimpin serta kekuasaan.Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi
dan memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan.Memahami
teori-teori kepemimpinan sangat besar artinya mengkaji sejauh mana kepemimpinan
dalam suatu organisasi telah dapat dilaksanakan secara efektif lserta menunjang
pada produktifitas organisasi secara keseluruhan.Seseorang pemimpin yang berhasil umumnya memiki motivasi dari
yang tinggi serta dorongan untuk berprestasi.
kepemimpinan
pada dasarnya adalah usaha untuk mejelaskan sifat-sifat dasar kepemimpinan,
aspek proses terjadinya pemimpin, dan keberhasilan kepemimpinan, Teori
ini menjelaskan bahwa ada dua gaya kepemimpinan utama yang disebut dengan teori
X dan teori Y. Pendekatan teori X terlihat lebih otoriter dan teori ini
didasarkan kepada asumsi bahwa para bawahan perlu diawasi dan diarahkan secara
tegas.Teori X menjelaskan Pekerjaan pada hakekatnya tidak disenangi oleh kebanyakan orang. Sedangkan teori Y
menjelaskan kreatif dalam memecahkan persoalan organisasi dapat diinstruksikan
secara luas pada populasi, Motivasi terjadi baik pada tingkat
afiliasi sosial, penghargaan dan perwujudan diri maupun pada tingkat fisiologis
keamanan, Orang dapat mengatur diri sendiri dan kreatif bekerja jika
diberikan motivasi.
Teori Z berintikan bahwa produktivitas akan
meningkat apabila melibatkan para pekerja. Lebih jauh ditegaskan bahwa
ciri-ciri organisasi tipe Z antara lain ; pola umum masa jabatan yang panjang,
berulang kali dan tegas melakukan pemerikasaan, bekesinambungan antara
pemakaian sistem informasi manajemen, perencanaan formal, manajemen berdasarkan
sasaran, serta teknik kuantitatif dan penilaian pokok persoalan didasarkan
pengalaman serta pembuatan keputusan dilakukan dengan pertimbangan organisasi
sebagai keseluruhan memakai data yang relevan. Dengan demikian teori Z dalam
pelaksanaannya dapat membantu terjadinya pertukaran persahabatan antara
lingkungan kerja dengan kehidupan sosial serta menyatakan secara tidak langsung
kepercayaan yang sangat tinggi di antara para anggota. Teori ini menekankan
materi pelajaran lain yang penting tentang kepemimpinan, yaitu pengertian dan
keluwesan. kepemimpinan dimulai dengan memusatkan perhatiannya pada pemimpin
itu sendiri. Yaitu apakah sifat-siftat yang membuat seseorang itu sebagai
pemimpin. Dalam teori sifat, penekanan lebih pada sifat-sifat umum yang dimilki
pemimpin, yaitu sifat-sifat yang dibawa sejak lahir.
gaya kepemimpinan yang sesuai dengan
permasalahan yang terjadi. Sehingga model tersebut berdasarkan kepada situasi
untuk efektifitas kepemimpinan. Menurut Fread Fiedler, kepemimpinan yang
berhasil bergantung kepada penerapan gaya kepemimpinan terhadap situasi tertentu.
Sehingga suatu gaya kepemimpinan akan efektif pabila gaya kepemimpinan tersebut
digunakan dalam situasi yang tepat. Gaya kepemipinan yang berorientasi
pada orang (hubungan). Dalam gaya ini pemimpin akan mendapatkan kepuasan
apabila terjadi hubungan yang mapan diantara sesama anggota kelompok dalam
suatu pekerjaan. Pemimpin menekankan hubungan pemimpin degan bwahan atau anggota
sebagai teman sekerja. Gaya kepemimpinan yang beroreitasi pada tugas.
Dalam gaya ini pemimpin akan merasa puas apabila mampu menyelesaikan
tugas-tugas yang ada padanya. Sehingga tidak memperhatikan hubungan yang
harmonis dengan bawahan atau anggota, tetapi lebih berorentasi pada pelaksanaan
tugas sebagai prioritas yang utama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar